Menurut Yolpin, aktivis Forum Lingkar Pena, agenda ini mencoba memotret kecenderungan masyarakat Gorontalo terhadap literasi lokal.
"Masih rendahnya budaya literasi atau kemampuan membaca dan menulis di kalangan masyarakat khususnya generasi muda di Provinsi Gorontalo merupakan fenomena yang cukup memprihatinkan dan harus disikapi secara serius oleh setiap insan yang peduli." Terang Yolpin Durahim, wanita lulusan Universitas Negeri Gorontalo itu,
Kegiatan ini dirangkaikan dengan diskusi Membaca Literasi Gorontalo dan Penutupan Sekolah Menulis Fiksi Angkatan III. Pemateri dalam acara ini mumpuni, yakni Ahmad Zaenuri M.Pd dan Mohammad Irata, novelis muda asli Gorontalo. Materi bahasan mengerucut pada isu perkembangan literasi di Gorontalo yang dinilai masih rendah.
Dalam diskusi itu, ditemukan bahwa budaya membaca dan menulis masyarakat Gorontalomasih rendah. Hal ini dibuktikan dengan rendahnya kunjungan di Kantor Perpustakaan daerah, juga belum adanya regulasi yang berfungsi untuk menggalakkan budaya membaca khususnya pada anak usia sekolah, serta kondisi mahasiswa yang lebih suka berbicara masalah politik praktis ketimbang hal-hal yang bersifat akademik.
Reporter : Yolpin Durahim
Dokumentasi Lainnya :